Selingkuh Itu Bukan Solusi
Oleh: Herlin*
Pernah dengar kata selingkuh? Sering, bahkan sering kita dengar di televisi banyak pernikahan para tokoh publik yang bubar diakibatkan oleh perselingkuhan. Ada yang dengan alasan karena terbawa perasaan dengan orang yang ketemu setiap harinya. Dia menganggap bahwa si selingkuhan lebih mengerti dia dibanding istrinya yang sudah dinikahi belasan tahun. Bahkan ada yang dengan ringannya dia bilang sudah bosan dengan hubungan yang mulai flat dan hambar.
Kita juga sering mendengar alasan suami atau istri selingkuh karena pasangannya sudah tidak mengerti mau apa yang diinginkan pasangannya. Akhirnya mereka selingkuh karena merasa mendapatkan yang ia cari dari selingkuhannya.
Pernah secara tidak sengaja mendengar seorang tokoh publik memberikan klarifikasi atas perselingkuhan yang ia lakukan dengan alasan bahwa ada rasa yang hilang dalam pernikahan sehingga ia mencari rasa itu di luar dengan cara selingkuh.
Sebenarnya, bukan cuma laki-laki atau suami saja yang merasakan itu. Para istri juga pasti banyak yang berada pada fase itu. Hanya saja wanita sering melawan perasaan itu dengan berbagai pertimbangan dan memilih tetap bertahan. Demikian curhatan hati kaum istri.
Sesungguhnya pernikahan itu bukan hanya sekedar tentang cinta. Tapi juga komitmen. Cinta bisa berkurang bahkan hilang kapan saja. Tapi banyak yang bertahan karena mengetahui dan sadar bahwa selingkuh bukanlah jalan keluar.
Para istri seringkali mengabaikan perasaannya karena ia tahu bahwa kalau ia selingkuh, akan lebih banyak lagi kerugian dan yang harus dikorbankan. Bukan hanya dirinya, tapi juga anaknya, ayah ibunya, mertuanya, keluarganya dan orang-orang yang ia sayangi.
Kalau suami mengeluh karena istrinya sekarang tidak lagi cantik, tidak lagi menarik. Percayalah, istri juga merasakan hal yang sama. Ingat wahai suami, kamu yang sekarang boleh jadi juga taklah seganteng dan segagah dulu. Lelaki lain maju usahanya, kamu boleh jadi yang maju malah perutnya. Banyak laki-laki lain berkembang karirnya, kamu boleh jadi yang berkembang badannya.
Aslinya para istri juga sering ingin menutup mata padamu. Belum lagi ditambah bumbu-bumbu main game sepanjang waktu. Nafkah tak cukup bahkan pelit. Tak mau bantu urusan kerjaan rumah. PR anak tak pernah mau peduli. Jangan kira para istri suka dan mau menerima apa adanya ya karena para istri juga suka suami yang kinclong bin klimis.
Tapi mereka tahu bahwa pernikahan bukan hanya soal cinta. Tapi juga soal iman sehingga hati yang bersih akan tahu bahwa selingkuh itu salah dan dosa besar. Tak jarang istri lebih memilih bertahan sekuat tenaga meski kadang harus berurai air mata.
Jadi duhai laki, pulang dan sadarlah. Ada wanita yang halal bagimu di rumahmu. Janganlah malah mencari yang haram di luar sana.
Makanya wahai para suami, tundukkan pandangan. Ayo saling menjaga agar tak sama-sama mati rasa. Ibarat tanaman, cinta juga harus dipupuk. Sesekali pikniklah berdua bersama istrimu, nonton berdua, makan berdua, sesekali saling memuji, saling memberi hadiah, saling dan saling memeluk. Jangan malah lari ke pelukan selingkuhan karena sungguh selingkuh bukanlah solusi.
*Penulis adalah penyuluh Singkawang Barat