Tawar Hati (1. Samuel, 17: 32-39)

Oleh: Liu Siang Ha, S.Th*
Dalam kisah menghadapi Goliat dan pasukan Filistin, Raja Saul dan orang Israel jadi gentar, takut dan bingung. Apa yang harus dilakukan? Daud yang saat itu seorang anak kecil, anak pengantar bekal untuk saudaranya, pengembala kambing domba Isai membangun semangat Israel. Sai Baba: tokoh India berkata bahwa “Hidup adalah tantangan, hadapilah”.
Selama hidup pasti ada tantangan. Bentuknya berbeda, kadar kualitasnya juga berbeda, bahkan sering tantangan terlihat besar untuk dihadapi. Pesan Tuhan (1. Samuel 17:32) “Jangan tawar hati”. Kedewasaan iman adalah modal utama hadapi tantangan. Masalah itu dihadapi dengan iman bukan lari dari masalah karena tawar hati.
Pelajaran yang kita ambil dari kisah di atas yaitu :
- Tuhan bisa pakai siapa saja untuk membangun semangat
Tuhan pakai Daud yang seorang anak kecil, lemah. Selama ini kita fokus bahwa Daud melawan goliat, tapi kita lupa bahwa yang Daud juga hadapi orang Israel yang tawar hati. Daud dipakai Tuhan untuk bangun kembali semangat yang kendor.
Tuhan ingin kita dapat terus memiliki semangat dalam kondisi atau keadaan apapun, karena dengan semangat dapat mementukan pencapaian hidup kita, dengan semangat dapat membuat kita tidak menyerah dalam menghadapi tantangan dan bangkit kembali dari kegagalan. Semangat juga akan membuat kita menjadi orang yang mencapai garis finish dengan baik.
Orang yang bersemangat adalah orang yang akan menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawabnya hingga selesai. Paulus adalah contoh yang dapat kita pelajari dari kisah di Alkitab. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman ( 2. Tim, 4:7).
- Masalah harus dihadapi
Belajar dari pengalaman (1. Samuel: 34-37), Daud punya banyak pengalaman menang, bersemangat menghadapi persoalan, dia tidak lari, dia hadapi. Orang yang hadapi tantangan adalah orang yang punya pengalaman. Yang punya pengalaman adalah orang hebat.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus belajar seperti Daud. Sebab setiap kita pasti mempunyai banyak pengalaman berjalan bersama Tuhan disepanjang musim kehidupan ini. Kalau kita renungkan satu persatu, bukankah kebajikan dan kemurahan Tuhan selalu mengikuti hidup kita? Bukankah saat kita mulai melewati satu persatu persoalan, masa demi masa, musim demi musim, pertolongan demi pertolongan, kita semakin dibuat kagum akan kebaikan-Nya dan keajaiban-Nya menyertai kita?
- Yakin Tuhan tolong (1. Samuel 17: 37)
Pengenalan akan Tuhan menentukan sikap kita dalam menjalani kehidupan, terlebih bila tantangan, kesulitan datang: Apakah kita menghadapi masalah dengan penuh pengharapan kepada Tuhan atau menghadapinya dengan sikap putus asa?
Daud hadapi tantangan persoalan bukan dengan keegoisan. Daud pakai standar Tuhan, bukan keakuan. Kalau standarnya aku maka kita rasa:
– Aku tidak bisa
– Aku tidak sanggup
– Aku malas
– Sudah cukup usahaku
Beda kalau kita libatkan Tuhan, ketika kita andalkan Tuhan maka tinggikan Tuhan setinggi tingginya dan taruh hidup kita rendah hati serendah-rendahnya kepada Tuhan untuk melayani-Nya.
kekuatan manusia sangat terbatas, tetapi pertolongan Tuhan membuat kita bisa berkata, “Bersama Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa.” (Mazmur, 108:14).
*Penulis adalah Penyuluh agama Kristen Kankemenag Kota Singkawang