Pembinaan Moderasi Beragama bagi Lembaga Keagamaan Kristen

Singkawang. Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang melaksanakan kegiatan Pembinaan Moderasi Beragama bagi Lembaga Keagamaan Kristen se-Kota Singkawang, bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang pada hari Kamis (20/7/2023).
Kepala Sub Bagian Tata Usaha sekaligus Ketua Panitia Pelaksana, Aliyansah, M.Pd dalam laporannya mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan atas dasar rekomendasi Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang untuk mengumpulkan Pengurus Lembaga Keagamaan Kristen kurang lebih 20 orang, dalam rangka bertukar fikiran atau diskusi tentang moderasi beragama. Karena ini adalah salah satu program besar dari Kementerian Agama, yang bertujuan agar semua kalangan melalui tokoh-tokoh Agama satu persepsi untuk memberikan pencerahan dan pemahaman tentang moderasi beragama. Beliau juga menambahkan bahwa prinsip moderasi beragama yang patut kita pahami sebagai upaya membangun kerukunan antar umat beragama, yakni mengakui, menghargai perbedaan, bekerja sama, berkeadilan dan berimbang, ungkapnya.
Sejalan dengan itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang, Drs. H. Muhlis, M.Pd dalam sambutannya menyatakan bahwa membangun kerukunan umat beragama itu harus ada sikap mengakui dan menghargai. Karena kerukunan terbangun ketika ada saling menghargai, membangun kerukunan tidak cukup hanya mengakui adanya perbedaan, tetapi juga harus menghargai perbedaan itu sendiri,” ujarnya. Dalam keseharian hidup bersosialisasi dengan masyarakat yang beragam, maka kita harus menjaga komunikasi dengan baik. Sebab ada hal-hal tertentu penganut agama lain itu tidak dapat memahami dogma atau ajaran-ajaran yang ada di Agama lain. Maka ada ranah-ranah tertentu yang harus diberikan pencerahan kepada masyarakat agar tidak salah faham dan bahkan kebablasan dalam memahami moderasi beragama. Disinilah peran tokoh Agama yang sejatinya dihormati dan didengar oleh ummatnya untuk memberikan pemahaman moderasi beragama, karena ada yang memahami tentang moderasi beragama itu mencampur adukkan berbagai agama menjadi satu, itu malah menjadi pemahaman sinkretisme, ujarnya.
Beliau menjelaskan empat pilar indikator moderasi beragama yaitu, komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi dan menghargai kearifan lokal, hal ini menunjukkan bahwa melalui moderasi beragama seseorang tidak bertindak ekstrim dan tidak berlebihan dalam menjalankan ajaran agamanya. Menurutnya, moderasi beragama merupakan cara pandang dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan atau pemahaman agama yang sangat kaku maupun ekstrem kiri atau pemahaman agama yang sangat liberal. Selanjutnya Pembinaan Moderasi Beragama dilaksanakan dengan diskusi dan bertukar fikiran agar suasana lebih cair dan santai.(MD/skw)