Iman dan Tindakan (Keluaran 2 :1-10)
Oleh: Liu Siang Ha, S.Th*
Perbuatan orang beriman dan orang tidak beriman mungkin sekilas kasat mata bisa kita lihat, namun bisa jadi sering tidak bisa kita prediksi dengan benar. Kenapa? Karena sering kali:
– Iman dan perbuatan tidak sejalan
– Iman tidak mempengaruhi perbuatan
– Iman dan perbuatan di dua kutub yang berbeda.
Mari kita belajar dari Yokhebed
Yokhebed adalah istri Amran. Pasangan suami istri keturunan Lewi. Mereka hidup di mada sulit. Hidup di tanah Mesir sebagai pendatang yang teraniaya. Hidup dalam kerja paksa bahkan terancam pembunuhan anak laki-laki yang lahir dari keluarga Ibrani/ Israel.
Yokhebed hamil dan melahirkan anak laki-laki. Seharusnya anak itu langsung dibunuh. Biasanya dengan cara dibuang ke sungai Nil. Yokhebed dan para bidan melihat anak itu sangat spesial lalu mereka berupaya menjaganya tetap hidup dengan menyembunyikannya, selama tiga bulan. Setelah itu mereka semakin sulit menyembunyikannya sehingga Yokhebed punya rencana, yaitu menghanyutkan bayi itu disungai Nil.
Tindakan Yokhebed adalah tindakan /perbuatan iman yang tidak sembrono.
- Dalam Peti Pandan (ayat 3)
Jaman itu belum ada Fiber (plastik) kemampuan ekonomi terbatas. Mampunya buat peti pandan. Itu pasti Mudah masuk air. Yokhebed tidak sembrono, dipasang ter dan gala-gala memastikan air tidak masuk.
Pelajaran: Yokhebed teliti berbuat.
- Miryam Mengawasi (ayat 4)
Miryam putri Yokhebed ditugaskan mengawasi. Sungai sebenarnya sebuah ancaman bagi bayi. Air pasang surut berpotensi menghayutkan bayi. Ada binatang buas dalam sungai seperti biaya dan kuda Nil. Jika ada tanda bahaya Miryam langsung ambil bayi adiknya itu.
Pelajaran: memperhitungkan keselamatan keluarga.
- Saat Putri Firaun Mandi. (Ayat 5-6)
Yekhobed sepertinya tahu kapan waktu putri Fir’aun mandi. Yokhebed punya strategi berharap bayi musa ditemukan putri, dan Putri berbelas kasihan serta berharap supaya bayi musa mendapatkan perlindungan dari putri Fir’aun.
Pelajaran: kita harus bertindak dengan strategi positif.
Yokhebed memberi teladan kepada kita. Orang beriman bertindak tidak sembrono. Yokhebed teliti memperhitungkan keselamatan keluarga, punya strategi positif. Kita belajar dalam hidup beriman kita mampu memperlihatkan tidakan yang tidak sembrono. Perbuatan sembrono berdampak buruk.
Akibat tidak sembrono Yokhebed bertindak, terpeliharalah hidup Musa yang pada akhirnya menjadi pemimpin Israel yang luar biasa. Mari hidup berhati-hati, dengan hati, sepenuh hati dengan iman yang benar.
*Penulis adalah Penyuluh Agama Kristen Kankemenag Kota Singkawang