Besarkan Nama Tuhan (Amsal 18:10)
Oleh: Liu Siang Ha, S.Th*
Nama adalah identitas dan jati diri. Dari nama kita bisa kenal seseorang, dari nama juga kita bisa mengerti kenapa nama itu diberikan. Allah juga punya nama yang luar biasa Elshaday: Allah Maha kuasa,Yehova Raffa: Allah penyembuh, Yehova shalom : Allah Penuh damai sejahtera dan banyak Lagi nama Allah kita. Nama Yesus ( dari bahasa Yunani) terjemahan dari kata Yehosua (bahasa Ibrani). Yesus berarti Pembebas, Pilihan Ilahi, Yang menyelamatkan umat dari dosa (Matius 1:21)
Sesuai dengan KPR 4:12, Amsal Saloma berkata nama Tuhan adalah menara yang kuat. Kesana orang benar berlari dan menjadi selamat. Nama Tuhan adalah kekuatan kita, nama Tuhan jaminan kita, nama Tuhan senjata perlindungan kita. Apakah kita mau berlari /berupaya menuju Nama Tuhan itu?
Bagaimana caranya kita berlindung pada nama Tuhan?
- Jaga karakter (Amsal 18:1-3)
– Jangan pemarah
Pemarah adalah orang yang lekas/ mudah marah. Kemarahan yang salah adalah marah yang tidak terkendali dan tidak beralasan. Kita apabila marah ingatlah jangan menyimpan kemarahan sampai matahari terbenam.
– Jangan bebal (tidak tahu dengar)
Orang yang hanya ingin didengar oleh orang lain karena merasa diri paling benar; orang yang suka sekali mencela, menghina, menghakimi, mencemooh orang lain; orang yang selalu berbantah-bantahan, artinya suka sekali mencari keributan hanya karena ingin menunjukkan kehebatan atau kemampuannya; orang yang suka sekali memfitnah atau mencari-cari kesalahan orang lain.
– Jangan fasik (tahu kebenaran tapi tidak dilakukan)
Orang fasik menurut Alkitab adalah mereka yang berdosa namun tidak mau mengakui dosanya. Mereka mengetahui keberadaan Tuhan, namun enggan mematuhi firman-Nya. Orang fasik tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Dalam Mazmur 36:2 disebutkan: “Dosa bertutur di hati orang fasik, rasa takut pada Allah tidak ada dalam orang itu.”
Jaga mulut (Amsal 18:4-8)
Orang percaya yang ingin memiliki kehidupan yang baik tentu harus menjaga perkataannya dengan tidak berkata-kata yang jahat, tetapi justru membiasakan diri untuk memperkatakan yang baik dan positif. kita harus berhati-hati menggunakan mulut kita. Jangan kita ucapkan, kata-kata dusta, fitnah, gosip, umpatan dan lain-lainnya apabila kita mengucapkan/ menggemakannya pada akhirnya semua itu akan berbalik kepada kita sendiri. Akibatnya kita menjadi orang yang tidak disukai, tidak dapat dipercaya, dijauhi orang dan berpotensi mendatangkan masalah di kemudian hari Amsal 21:23 Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran. Apa bila kita masih masih lost kontrol dalam perkataan,Itu masalah serius, datang pada Tuhan Yesus yang dapat mengubah hati kita agar kita dapat mengucapkan perkataan yang baik.
- Jangan malas (Amsal 18:9)
kemalasan akan berdampak buruk: merusak masa depan, impian dan harapan, menghambat kemajuan, dan cenderung mengalami kemunduran, Akhirnya pemalas bisanya hanya mengeluh, bersungut-sungut, menjadi beban bagi orang lain, kecewa dan ujung-ujungnya berani menyalahkan Tuhan. Orang yang malas akan merusak dirinya sendiri dengan tidak produktif, serta merusak orang lain dengan menjadi batu sandungan dan beban sesama.(Yohanes 5:17). Bahkan Tuhan kita pun masih bekerja sampai saat ini. Pertanyaan penting bagi kita saat ini, seberapa rajin kita berusaha mengenal Tuhan melalui doa, firman Tuhan, Kerajinan seharusnya melekat di dalam kekristenan kita, karena kerajinanlah maka kita dapat menjadi manusia berguna dan menjadi berkat.
- Jangan Tinggi hati (Amsal 18:12)
ketika dipuji orang, kita merasa senang setengah mati padahal pujian tersebut dilontarkan oleh seseorang yang juga belum mengenal kita dengan baik.
Sebaiknya kita menyikapi Pujian itu biasanya adalah “fitnah”, supaya kita lebih intropeksi; tapi alangkah anehnya pujian tidak pernah kita tolak, namun ketika dikritik kita merasa perlu membela diri, padahal sejujurnya kritik tersebut adalah obat pahit yang justru baik bagi kita. Orang yang rendah hati selalu memberi ruang bagi Tuhan untuk menjelaskan atau membela, baik di dunia maupun akhirat.
- Jaga persahabatan (Amsal 18:24)
Ada dua model sahabat, yakni Sahabat Baik dan Sahabat Buruk. Sahabat Baik adalah mereka yang membawa kita semakin dekat dengan Tuhan, tidak mencari keuntungan pribadi, mau berkorban, tidak memaksakan kehendak, serta memberi dukungan dan saran yang baik. Sementara itu, Sahabat Buruk adalah mereka yang menjauhkan kita dari Tuhan, mencari keuntungan, dan memberikan masukan yang tidak membangun. Sahabat seperti kita saat ini? Apakah kita bisa membawa korang lain semakin dekat dengan Tuhan atau malah sebaliknya? Dengan karakter kita dunia bisa ikut besarkan nama Tuhan yaitu Mulut kita harus penuh pujian kepada Tuhan, Jadi Orang rajin diberkati Tuhan, Jangan sombong, Pandai cari sahabat jadilah sahabat yang baik yang membawa orang dekat kepada Tuhan dan Membesarkan nama Tuhan. Besarkan nama Tuhan bukan saja dari yang bisa kita perdengarkan, tapi juga dari apa yang bisa kita perlihatkan amin.
*Penulis adalah Penyuluh agama Kristen Kankemenag Kota Singkawang