Percaya Bukan Karena Melihat (Bilangan 13: 25-33)

14
Nov 2023
Kategori : Artikel
Penulis : humas
Dilihat :713x

Oleh : Liu Siang Ha, S.Th*

Mata adalah satu panca indra manusia. Fungsi mata adalah untuk melihat. Indra penglihatan sangat penting untuk membantu aktivitas manusia. Dengan mata kita bisa melihat, memperhatikan, memandang, meneliti, memperhitungkan dan lain-lain. Dengan mata kita lebih mudah mengenali benda-benda, menyaksikan proses atau kejadian. Ada pendapat bahwa mata adalah pendapat jendela hati, artinya sikap dan perasaan yang timbul di hati dimulai dari apa yang dilihat mata. Kita ingat jaman tahun 90an tenar sebuah pantun yang berbunyi: Dari mana datangnya lintah.Dari sawah turun ke hati. Dari mana datangnya cinta. Dari mata turun ke hati.  Kembali kepada tema kita Percaya bukan melihat, Tuhan mahu kita menentukan sikap hati  dalam beriman bukan pakai patokan mata. Dari kisah yang kita baca Musa mengutus 12 pengintai, Israel  masuk memata-matai Kanaan. Selama 40 hari mereka bertugas, kembalilah mereka untuk melapor, yang mereka lihat sama. Negeri itu subur berlimpah susu dan madu. orang Kanaan kuat dan kotanya berkubu sangat besar (Bilangan 13:28). Orang Kanaan seperti raksasa dan pemakan sesama (Bilangan 13: 32-33). Tetapi ada dua sikap berbeda yaitu:

– Yosua dan  kaleb (Bilangan 13:30); kita maju dan pasti mengalahkannya ini adalah pernyataan pakai iman.

– Menurut 10 pengintai (Bilangan 13:31)

Jangan maju, kita kalah, mereka lebih kuat ini adalah pernyata  melihat pakai mata.

Kita bandingkan 2 Korintus 5:7 Rasul Paulus berkata  agar kita harus hidup karena percaya, bukan karena melihat. Kata melihat bahasa Yunani adalah  Aidos artinya melihat secara lahiriah yang punya beberapa kelemahan: Mata dapat menggoda/memikat. Ketika kita melihat makanan enak, baju cantik, barang bagus, perhiasan mahal akan mpengaruhi keinginan kita. Seringkali mata hanya melihat tampilan luar tapi kurang- bisa lihat kualitas. Mata merusak bisa persepsi. Apa yang dilihat dapat merusak keinginan. Bentuk yang buruk, kurang menarik cenderung membuat kita menolak. Kalau pakai patokan melihat akan berbahaya, orang Kristen akan mudah terombang-ambing imannya. Kalau ada berkat, mujizat, aman tentram damai mau percaya. Sebaliknya jika ada tantangan, cobaan, sakit, lemah, terpuruk justru mundur dari Tuhan. Percaya bahasa Yunani  Pistis keyakinan yang tidak goyah tiddk boleh pakai patokan apa yang dilihat. Tidak kepada semua orang Tuhan. Kasih tanda-tanda yang bisa dilihat. Kalau pun ada Tuhan Kasih lihat itu untuk menumbuhkan,  perkenalkan kuasaNya kepada orang-orang tertentu. Tapi iman yang timbul bukan karena melihat besar nilainya di mata Tuhan.

Bagaimana iman bukan karena melihat:

  1. Tabah dan tetap pada Tuhan (2 Korintus 5:8).

Apapun yang terjadi disekitar kita kegelapan, kehampaan, kehancuran, peperangan, dan hal buruk lainnya  kita tetap pada Tuhan. Mazmur  91:3-7 meski kita melihat ada jerat, kegelapan, panah perang, sampar sakit menular, seribu rebah disisi kiri, sepuluh ribu rebah di kanan tetap percaya. Bagaimana iman bukan karena melihat.

  1. Berkenan kepada Allah (2 Korintus 5:9).

Paulus berkata mata kita bisa melihat dan tergoda akan kesenangan dunia, hura-hura pesta pora, mabuk-mabukan asusila, bahkan kejahatan yang mendatagkan kekayaan; bisnis apa yang paling mendatangkan banyak uang? Togel, bisnis narkoba, mucikari. Jangan ikut pandangan mata. Mari jaga hidup kita dalam kekudusan, hidup dalam keintiman dalam doa, pujian, dan penyembahan, dan hidup dalam tuntunan Roh Kudus. Percaya bukan dipengaruhi oleh apa yang kita lihat. Tetap berkenan kepada Tuhan. Tidak dipengaruhi dunia.

Tuhan Yesus sudah membayar harga yang begitu mahal untuk menebus hidup anda dan saya yaitu dengan darahNya. Jadi kita harus menjaga hidup kita Tabah dan tetap pada Tuhan serta  berkenan kepada Tuhan, sampai Dia datang menjemput kita. Percayalah bahwa Ia akan segera datang. Yohanes 20:29. Berbahagialah  orang yang tidak menjadikan apa yang di lihatnya menjadi patokan, dan ia tetap percaya.

*Penulis adalah Penyuluh agama Kristen Kankemenag Singkawang