Membangun Nilai di Kepala Anak Tuhan (Yesaya 50:4-5)

23
Nov 2023
Kategori : Artikel
Penulis : humas
Dilihat :223x

Oleh: Liu Siang Ha, S.Th*

Saudara-saudara, coba kita perhatikan diri kita. Ibu-ibu biasanya suka bercermin. Kenapa? Untuk memastikan tampilannya sudah baik terutama bagian kepala. Apa saja yang dilakukan supaya pada kepala seorang wanita punya nilai baik?

–     Bentuk rambut. Ibu-ibu rela ke salon  cuci rambut cream bath, catok, rebonding, smoothing, warnai rambut dan lain-lain supaya rambutnya menarik.

–     Bentuk alis. Biasa alis digambar sedemikian rupa pake pensil alis.

–     Makeup, berupaya menghiasi wajah dengan bantuan kosmetik untuk menutupi kekurangan.

–     Menambah perhiasan, Seperti anting-anting, kalung dan lain-lain.

Artinya berbagai upaya maksimal dilakukan supaya kepalanya keren.

Bagaimana jika kualitas keren kepala  kita disempurnakan dengan Firman Tuhan. Berdasarkan Yesaya 50: 4-5.

  1. Harus punya lidah seorang murid (Yesaya, 50: 4a)

Lidah murid itu seharusnya berisi, hafalan pelajaran, pengetahuan, pertanyaan/ diskusi menambah ilmu, sapaan yang sopan, Pujian kepada guru dan teman, hari ini, kita diajak untuk bijak dan hati-hati dalam berucap. Sehingga lidah kita jangan mencerca, menghina, merendahkan. Lidah seorang murid dipakai untuk Tuhan Allah dipermuliakan melalui tutur kata yang baik saat berbicara dengan sesama ataupun saat menghadap Tuhan Allah dalam ibadah dan doa. Tapi “Tuhan, karuniakan kita lidah untuk bermanfaat bagi sesama. Mari kita ciptakan suara yang nyaman dan suka cita bagi sesama kita. Jadi Lidah difungsikan untuk membangun semangat baru kepada yang terpuruk. Bagaimana kita,  Sudahkah kita punya lidah  seorang murid kristus? Pakai ucapan kita untuk hal positif, memuji Tuhan, menasehati membaca Firman Tuhan dan lain sebagainya.

  1. Harus punya telinga seorang murid (Yesaya, 50: 4b)

Apa fungsi telinga murid; mendengar pelajaran, mendengar pertanyaan teman, mendengar, diskusi pelajaran mendengar nasehat guru dan lain-lain.

Telinga berfungsi membangkitkan ketaatan dan kesetiaan kepada Allah. Jadi, bukan untuk kita pakai mendengar suara hasutan untuk membenci orang lain. Bukan juga untuk menerima suara yang mengajak kita bertindak merugikan orang lain.  Telinga, kita semua punya. Tapi apakah kita sudah fungsikan telinga sebagai murid mau dinasehati,  mau diajar. Jadikan pula telinga kita terbuka untuk mau mendengar suara Tuhan.

  1. Punya otak seorang murid (Yesaya, 50:5a)

Firman Tuhan bilang tidak berontak. Otak adalah central motorik manusia apa yang dirasa, dan yang mau dilakukan dikontrol dari otak. Otak menentukan orang itu patuh, taat, Berpikiran positif, bukan memberontak atau melawan. Ketika Hawa digoda iblis otak Hawa dipengaruhi jika kamu makan buah ini kamu tidak mati, kamu akan menjadi seperti Tuhan.

Kecenderungan manusia adalah melawan Tuhan. Mari pakai otak kita seorang murid Tuhan  Kearah ketaatan bukan pemberontakan.

  1. Punya cita-cita seorang murid. (Yesaya, 50:5b)

Kata FirmanTuhan tidak boleh berpaling ke belakang, murid harus punya cita-cita ke depan, sebagai tujuan dan penyemangat  belajarnya. Kalau murid fokus ke belakang bukan ke depan, pasti murid itu gagal. Contoh lihat ke belakang yang bisa mengagalkan: ketidakmampuan, trauma dikelas terdahulu, dendam sama guru, sakit hati sama teman-teman.

Apa cita-cita kita sebagai  anak Tuhan  yang sesuai rencana Tuhan, berkenan kepada Tuhan. Apapun profesi kita baik yang sudah tercapai dan belum tercapai adalah untuk memuliakan Tuhan.

Mari hiasi kepala kita dengan kualitas terbaik

– lidah seorang murid

– Telinga seorang murid

– Pikiran (otak) seorang murid

– Cita-cita seorang murid

Wanita Kristus harus menjadi yang terbaik karena itu, teruslah asah kemampuan diri kita menjadi seorang murid yang handal dan berkualitas.

*Penulis adalah Penyuluh agama Kristen Kankemenag Singkawang