Sambangi Kemenag Singkawang, Tim Monitoring PKUB Kemenag RI Lakukan Monev Dan Pendampingan Tim Balitbang Agama Semarang

20
Mar 2024
Kategori : Berita
Penulis : humas
Dilihat :334x

Singkawang (Kemenag) – Tim Monitoring Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kantor Kementerian Agama RI melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) dirangkai mendampingi Tim Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, Rabu (13/3/2024).

Kehadiran Tim Monev PKUB yang terdiri dari Nursahid selaku Analis Kebijakan (Ketua Tim Kerja Bina Lembaga dan KUB), Ainur Ratu R selaku Analis Kehidupan Agama, dan M. Mirza Idrab selaku Pengelola Bahan Penguatan dan Pemberdayaan Lembaga ke Kantor Kemenag Kota Singkawang disambut langsung oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Aliyansah, S.Pd.I, M.Pd di ruang kerjanya.

Dalam kegiatan tersebut, Nursahid selaku Ketua Tim Monev mengutarakan tujuan kedatangan Tim Monev PKUB ke Kota Singkawang adalah untuk Monitoring dan Evaluasi yang sekaligus dirangkai dengan mendampingi Tim Survey Balitbang Agama Semarang dalam rangka Evaluasi Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) Tahun 2024 ke Kota Singkawang tanggal 20 s/d 22 Maret 2024, ujarnya. Selain itu Nursahid mengajukan beberapa pertanyaan salah satunya berkaitan dengan bagaimana kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Kota Singkawang dan apa saja isu seputar kerukunan umat beragama di Kota Singkawang saat ini. Pada kesempatan itu juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bahwa pengurus dan anggota FKUB wajib memiliki akun dan registrasi dalam aplikasi “Rawat Kerukunan” yang dikeluarkan oleh FKUB Pusat dan setelah diverifikasi oleh admin Kabupaten/Kota, pengurus bisa login menggunakan e-mail yang didaftarkan dan dapat mengisi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, papar Nursahid.

Pada kesempatan itu Kasubbag TU, Aliyansah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Balai Litbang Agama Semarang yang telah menjadikan Kota Singkawang sebagai sampel penelitian tersebut. Berkaitan dengan pertanyaan dari Tim Monev, ia menjelaskan bahwa Kota Singkawang ini merupakan Kota yang sejak zaman dahulu sudah sangat terjaga Kerukunannya. Singkawang sudah didesain sejak dulu oleh nenek moyang hidup rukun berdampingan. Sebagai representasi kerukunan ini, bangunan tempat ibadah ketiga agama terbesar ini saling berdekatan, sehingga kita sebagai dan generasi penerus hanya tinggal merawat dan mejaga kelestarian kerukunan ini. Salah satu wujud tingginya tingkat toleransi beragama di Kota Singkawang adalah keberadaan Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang dikenal dengan sebutan Pekong Toa yang konon telah berusia 200 tahun, yang berseberangan dengan Mesjid Raya yang merupakan mesjid terbesar yang telah berdiri sejak tahun 1885 di Kota ini dan tidak jauh juga ada Gereja Katolik yang berada di jalan Ponegoro, jelasnya. Masyarakat Kota Singkawang sudah sangat cerdas, jadi tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal remeh, potensi konflik sekecil apapun dicegah sedemikian rupa, sehingga hampir tidak pernah terjadi gesekan yang memecah belah, tutupnya. (MD/skw).