ADULAM Healing Couples Camp (AHCC) Singkawang Tahun 2024

29
Jul 2024
Kategori : Berita
Penulis : humas
Dilihat :341x

Singkawang (Kemenag) – Kegiatan ADULAM Healing Couples Camp (AHCC) Singkawang 2024 sukses dilaksanakan pada tanggal 26-27 Juli 2024 di Hotel Swiss Bellin Singkawang. Acara ini bertujuan untuk pembinaan, penguatan, dan pemulihan pasangan suami istri Rohaniawan Kristen dan merupakan inisiatif dari Gereja Bethel Indonesia (GBI) Daan Mogot Jakarta yang berkolaborasi dengan Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Singkawang dan Persekutuan Pendeta dan Hamba Tuhan Gereja-Gereja (PPHTGD).

AHCC Singkawang 2024 dihadiri oleh 84 pasang suami istri hamba Tuhan dan Rohaniawan Kristen, serta pengurus lembaga keagamaan. Acara ini juga melibatkan sekitar 30 orang tim panitia dan pembicara dari Jakarta. I Putu Yayan Charles, S.Th., dan Liu Siang Ha, S.Th., yang merupakan ASN Kemenag dan pengurus BAMAG Kota Singkawang, turut berpartisipasi sebagai peserta dan panitia dalam kegiatan ini.

Charles menyampaikan apresiasinya terhadap acara tersebut. “Kegiatan ini luar biasa. Dengan perencanaan yang maksimal, sistematis, dan efisien, acara ini menjadi sarana yang sangat tepat untuk pembinaan keluarga Rohaniawan Kristen. Keluarga pendeta yang harmonis akan menjadi teladan dan tolok ukur bagi umat dalam berumah tangga,” ujar Charles.

Selama dua hari, AHCC Singkawang menghadirkan berbagai kegiatan yang memadukan pembelajaran dan momen kebersamaan. Sesi materi dibawakan oleh Pdt. Alex Leo (Gembala GBI Daan Mogot), Andreas, dan Hendri Bun dari Jakarta. Selain itu, peserta juga menikmati berbagai aktivitas seperti Candle Light Dinner, Dansa, dan kado surprise untuk pasangan. Momen penuh makna lainnya termasuk menulis surat cinta, ice breaker, dan saling melayani saat sarapan dan makan siang.

AHCC Singkawang 2024 tidak hanya memberikan pembelajaran yang berharga tetapi juga mempererat hubungan antar pasangan suami istri Rohaniawan Kristen. Dengan berbagai kegiatan yang dihadirkan, diharapkan setiap peserta dapat membawa pulang pengalaman yang memperkuat hubungan keluarga mereka, serta meningkatkan kualitas kepemimpinan mereka sebagai pemimpin gereja.

Kegiatan ini menegaskan pentingnya pembinaan keluarga sebagai fondasi penting dalam pelayanan gereja dan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi umat di masa mendatang. (Putu/skw)