Sebanyak 150 siswa mengikuti Bimbingan Remaja Usia Sekolah “Cegah Pernikahan Anak”
Singkawang (Kemenag) – Sebanyak 150 siswa-siswi SMPN 8 Singkawang mengikuti kegiatan bimbingan remaja yang diadakan sebagai tanggapan terhadap fenomena pernikahan dini yang semakin mengkhawatirkan. Kegiatan ini berlangsung di SMPN 8 Singkawang, yang beralamat di Jalan Planet, Kelurahan Sungai Bulan, dan diprakarsai oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Singkawang Utara, Jum’at (06/09/2024).
Deni Purwanto, selaku penyuluh agama Islam dari KUA Singkawang Utara, hadir sebagai wakil Kepala KUA dan memberikan arahan terkait pernikahan anak di bawah umur yang beberapa kali terjadi di wilayah Singkawang Utara. Deni menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat, terutama kepada remaja yang menjadi kelompok paling rentan terhadap berbagai permasalahan sosial yang berkembang saat ini.
Kepala SMPN 8 Singkawang, Guntur, dalam sambutannya menyoroti bahwa permasalahan pernikahan dini bukanlah hal baru di sekolahnya. “Hampir setiap tahun, kami menemukan siswa yang menikah sebelum lulus. Ini menjadi tantangan besar bagi kami untuk memberikan edukasi dan bimbingan agar hal serupa tidak terus terjadi,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, siswa-siswi juga didampingi oleh guru Bimbingan Konseling (BK), Nursiah, yang turut memberikan dukungan penuh dalam membina mental dan moral para remaja. Selain itu, materi utama disampaikan oleh Dinna Rahmi, yang menjelaskan secara mendalam alasan diadakannya bimbingan ini. Dinna menekankan pentingnya memberikan pemahaman kepada remaja terkait dampak pergaulan bebas, kehamilan di luar nikah, penyalahgunaan narkoba, balapan liar, serta praktik bullying yang semakin marak di kalangan pelajar.
“Kami ingin memberikan bekal kepada siswa-siswi agar mereka mampu mengenali potensi diri, mengembangkan kelebihan yang dimiliki, serta memupuk keterampilan yang bermanfaat untuk masa depan mereka,” jelas Dinna. Dalam sesi ini, para siswa diajak untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri, serta diarahkan agar fokus mengembangkan keterampilan yang dapat memberi nilai tambah bagi kehidupan mereka di masa depan.
Dinna menambahkan bahwa bimbingan remaja ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki fondasi moral dan spiritual yang kuat sehingga dapat menjauhi pergaulan negatif yang mengancam masa depan mereka.
Kegiatan ini disambut baik oleh seluruh peserta yang antusias mengikuti setiap sesi. Harapannya, bimbingan remaja usia sekolah ini dapat menjadi langkah preventif dalam menekan angka pernikahan dini dan menyadarkan remaja akan pentingnya membangun masa depan yang cerah dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan moral. (Dinna/skw)