Workshop, Gebyar Toleransi: Bersama Menjaga Singkawang Sebagai Kota Tertoleransi

21
Nov 2024
Kategori : Berita
Penulis : humas
Dilihat :220x

Singkawang (Kemenag) – Upaya memperkuat toleransi antarumat beragama kembali ditunjukkan melalui Workshop Penguatan Berinteraksi Budaya, Kepercayaan, dan Suku bertema “Duduk Bersama Menjaga Kota Tertoleransi”. Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Khalishah bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Singkawang di Aula SMK Negeri 1 Singkawang, Kamis (21/11/2024).

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI, M. Adib Abdushomad, yang memberikan materi secara virtual dan membuka acara secara resmi. Turut hadir secara langsung Kepala Kantor Kemenag Singkawang, H. Muhlis, Ketua Panitia H. M. Nadjib, Kepala SMKN 1 Singkawang, Yudi Firman Santosa, serta para peserta yang berasal dari unsur Ketua KKG dan MGMP semua jenjang, bersama Ketua dan tujuh pengurus IPARI Singkawang.

Dalam sambutannya, H. Muhlis menekankan pentingnya menjaga Singkawang sebagai kota yang dikenal dengan toleransi beragamanya. “Kerukunan antarumat beragama bukan hanya sebuah keharusan, tetapi tanggung jawab kita bersama untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis dan saling menghargai,” ujarnya.

Ia juga menyatakan dukungannya terhadap berbagai program yang memperkuat nilai-nilai kebhinekaan. “Melalui acara seperti ini, kita semakin sadar bahwa toleransi adalah fondasi utama untuk menjaga keutuhan masyarakat yang majemuk seperti di Singkawang,” tambahnya.

Acara berlanjut dengan penyampaian materi oleh M. Adib Abdushomad, yang mengangkat tema “Duduk Bersama Menjaga Kota Tertoleransi”. Dalam paparannya, ia menyoroti Singkawang sebagai simbol kota toleransi yang patut menjadi contoh nasional. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus memperkuat dialog lintas budaya dan agama sebagai langkah strategis menjaga kerukunan.

“Toleransi bukan hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga menciptakan ruang untuk berdialog dan bekerja sama dalam keberagaman. Singkawang telah membuktikan bahwa harmoni dapat diwujudkan melalui kesadaran kolektif,” ungkap M. Adib Abdushomad.

Workshop ini juga menjadi ajang edukasi, di mana peserta diajak untuk lebih memahami pentingnya interaksi yang sehat antar budaya, suku, dan kepercayaan dalam masyarakat majemuk. Kegiatan ini diharapkan mampu menanamkan semangat kebhinekaan pada para peserta, yang kemudian dapat menjadi motor penggerak kerukunan di komunitas masing-masing.

Dengan semangat kebersamaan yang terjalin dalam acara ini, Singkawang terus berkomitmen mempertahankan predikatnya sebagai kota paling toleran di Indonesia. Kerukunan yang terjaga bukan hanya kebanggaan, tetapi juga amanah yang harus dipelihara demi generasi mendatang.(Jalaluddin/skw)