TUJUAN TERTINGGI BERDANA

14
Mar 2025
Kategori : Artikel
Penulis : humas
Dilihat :407x

Tujuan jalan Sang Buddha adalah pembebasan dari penderitaan karena tumimbal lahir di dalam samsara. Sang Buddha mengajarkan bahwa dengan mencabut akar-akar kebodohan dan kekotoran mental yang diakibatkannya, kita akan menuju Nibbana, yaitu berhentinya penderitaan secara total. Sebaliknya,

Sang Buddha mengatakan bahwa praktek berdana akan membantu usaha kita untuk memurnikan pikiran.Dengan niat baik, akan membantu menghapus penderitaan dengan tiga cara :

Pertama, bila kita memutuskan memberikan milik kita pada orang lain, sekaligus kita mengurangi kemelekatan kita pada objek itu. Maka, membiasakan perbuatan berdana akan melemahkan faktor mental keserakahan, yang merupakan salah satu penyebab utama ketidak-bahagiaan.

Kedua, berdana dengan niat baik akan membuat kita terlahir di alam bahagia di masa mendatang, di lingkungan yang cocok untuk bisa bertemu Buddha Dhamma murni dan mempraktekkannya.

Ketiga, dan ini yang paling penting bila berdana dipraktekkan dengan niat agar pikiran menjadi cukup ulet untuk pencapaian Nibbana, tindakan kedermawanan itu membantu kita mengembangkan moralitas, konsentrasi, dan kebijaksanaan (sila, samadhi, pañña) langsung di masa kini.

Ketiga tahap ini membentuk Jalan Mulia Berunsur Delapan yang diajarkan oleh Sang Buddha,Jika kita berdana dengan harapan memperoleh kehidupan berkelimpahan di masa mendatang, tujuan ini mungkin bisa tercapai, asalkan kita terus menyatu dengan prinsip-prinsip perilaku yang bermoral. Menurut Sang Buddha, motivasi berjuang untuk bisa terbebas adalah jauh lebih tinggi daripada motivasi untuk mengarah pada kebahagiaan duniawi di kelahiran yang akan datang. Karena, dana yang diberikan dengan menginginkan kesenangan masih diiringi akar psikologis berupa nafsu keinginan (tanha) yang tidak baik.

Jasa kebajikan yang diperoleh lewat pemberian seperti itu habis di dalam kesenangan sementara, dan kebahagiaan duniawi itu membuat kita tetap berputar dalam lingkaran tumimbal lahir, yang pada dasarnya bersifat dukkha, mengandung benih penderitaan. Berdana yang diiringi nafsu keserakahan tidak dapat menghasilkan kebahagiaan yang langgeng, yang terbebas dari lingkaran tumimbal lahir sebagai akibat dari terhapusnya nafsu keserakahan secara total.

Pemberian yang tidak ternoda oleh nafsu keserakahan dan kemelekatan hanya dapat dilakukan selama Buddha Sasana yaitu periode ketika dhamma Ajaran Buddha ini masih ada. Maka, bila kita memberi dana sekarang ini, di mana Ajaran Buddha masih ada, kita harus melakukannya dengan tujuan menghentikan nafsu keserakahan. Dengan berakhirnya nafsu keserakahan, penderitaan pun berhenti, dan itulah pembebasan.

Semoga semua makhluk berbagi

 Penulis : Tjia Kong Min, S.E., S.Ag (Kepala Seksi Urusan Agama Buddha)