APA FOKUSMU? [Yohanes, 9: 1-9]

Oleh: Liu Siang Ha, S.Th*
Kita pasti sering dengar kata fokus. Fokus artinya pusat, berpusat, memusatkan perhatian. Seperti ketika orang ingin menembak maka ia harus fokus fokus pada sasaran. Orang sekolah harus fokus pada belajar, bukan pacar atau hal lain, dan banyak lagi contohnya. Setiap orang punya fokus pada target masing-masing, sehingga fokus bisa beraneka ragam. Ada fokusnya uang, karir, ego, keluarga, hari tua, pacar, hobi, bahkan ada yang fokusnya masalah.apa fokus hidupmu? Nats bacaan kita bicara tentang kisah Yesus dan murid-murid-Nya melihat orang buta sejak lahir. Murid-murid bertanya kebutaan itu akibat dosa siapa? Orang tuanya atau dosa dirinya sendiri?. Saudara-saudara, Kebanyakan orang suka berfokus pada masalah orang, fokus menilai orang, fokusnya pada musibah orang, dia kena musibah itu pasti karena dosanya. Dari nats bacaan kita kita dapat pengajaran dari Tuhan Yesus. Setidaknya ada 4 hal pelajaran
- Berhenti berasumsi pada penderitaan orang ( ayat 3a)
Berasumsi tanpa mengetahui fakta dan kebenaran yang sebenarnya, sama saja dengan menghakimi dan memfitnah orang lain. Asumsi yang salah dapat berakibat fatal, bukan saja merugikan nama baik tapi dapat juga menghancurkan kehidupan seseorang. Rasain, itulah, memangnya enak, itu kata-kata yang umumnya diucapkan orang kalau lihat musibah atas orang lain. merasa orang itu pantas menerima musibah Karena dari perbuatan jahat/dosanya. Tuhan Yesus berkata bukan dosanya, bukan dosa orang tuanya; Tuhan mahu murid-murid, kita, berhenti berasumsi negatif pada penderitaan sesama. Kita harus punya rasa simpati dan empati, dan kepedulian positif. Hari- hari ini banyak diantara kita begitu cepat berasumsi, saat menerima sebuah berita tentang seseorang. Hal ini dikarenakan kita kehilangan percaya kepada saudara seiman kita. Respon seharusnya mencari kebenarannya terlebih dahulu. Kalaupun ternyata kabar itu benar, kita mendoakan orang tersebut. Tugas kita adalah saling medukung bukan berasumsi liar.
- Melihat sebuah kesempatan Tuhan bekerja (ayat 3b)
Pekerjaan Allah harus dinyatakan dalam Dia. kita sebaiknya yakin mengimani dalam suatu kondisi itulah kesempatan Tuhan bekerja. Bisa Tuhan langsung lakukan mujizat, atau bisa melalui hidup kita yang berdampak positif pada orang yang kena musibah itu. Jika itu terjadi berarti kita telah menjadi alat kesaksian Tuhan dan menjadi berkat untuk banyak orang.
Pekerjaan Tuhan, tidak hanya melalui hal-hal yang menyenangkan saja semua rancangan dan pekerjaan Allah dinyatakan. Tetapi juga melalui penderitaan.Penderitaan, kesengsaraan, sakit, keterbatasan tertentu, kekecewaan, kehilangan, juga merupakan kesempatan untuk kita melihat, mengalami dan menyadari pekerjaan-pekerjaan Tuhan Allah yang dahsyat, ajaib, penuh Kasih.
Melalui peristiwa penyembuhan orang buta oleh Yesus, banyak pihak yang mendapat kesempatan melihat karya Allah dan meresponsnya. Yang buta yang baru saja dapat melihat, lalu para tetangga menyaksikan bahwa dia yang dulu mengemis dalam kebutaan, kini telah celik. Demikian juga orang Farisi, walau mencerca Yesus sebagai pelanggar hari Sabat karya Allah telah dinyatakan. Kita juga kiranya semakin melihat bahwa semua yang kita alami adalah dalam rangka pekerjaan- pekerjaan Allah dinyatakn.
- Kerjakan pekerjaan Tuhan (ayat 4)
Yesus mengingatkan kita untuk bekerja selama masih siang, karena akan datang malam di mana tidak ada lagi kesempatan untuk bekerja.
Saat ini adalah waktu yang kita miliki untuk melakukan kehendak Bapa Sorgawi, yaitu menjalankan Amanat Agung untuk memberitakan kabar baik dan menjadikan semua bangsa murid-Nya.
Fokus kita adalah lakukan pekerjaan Tuhan Jangan lemah, harus semangat, kuat, sungguh-sungguh.
Jangan kiranya kita fokus pada Nasib orang lain kesalahan orang lain aib orang lain. Firman Tuhan menantang kita, fokuskah kita kepada Tuhan?
- Menjadi terang ( ayat 5 )
Yesus memberi teladan. Dia berkata selama Aku ada dalam dunia Akulah terang dunia. Bisakah kita juga seperti yesus? Kita juga harus jadi terang dunia (Matius 5: 14-16). Kalau kita fokus pada cobaan orang lain karena dosanya iman kita tidak dewasa. Jika kita gosipkan asumsi ke orang lain bagaimana orang itu bisa terberkati?, malahan menambah gelapkan dunia. Menjadi terang dunia adalah bagaimana kita menunjukkan kasih dan kebaikan. Lewat iman kita, cara pikir kita, hati kita, perbuatan kita, tindakan kita berdampaklah untuk menerangi dunia sekitar kita.
Berfokuslah pada Tuhan (Roma 6: 11) ialah bagaimana hendaknya kamu berfokus?
– Kamu telah mati karena dosa.
– Kamu hidup berfokus pada Allah dalam Yesus Kristus.
*Penulis adalah Penyuluh Agama Kristen Kankemenag Singkawang