MAKNA KATHINA

3
Okt 2025
Kategori : Artikel
Penulis : humas
Dilihat :117x

Hari Kathina dikenal sebagai hari Sangha [sang-gha]. Sangha adalah persatuan para biksu dan biksuni. Sangha Biksu dan Sangha Biksuni adalah para siswa Buddha yang telah meninggalkan kehidupan berkeluarga. Mereka menjalani kehidupan suci dan tinggal di wihara.

Sebelum hari Kathina tiba, para biksu menjalani masa vassa [was-sa]. Saat masa vassa, para biksu tinggal di wihara atau di suatu tempat tertentu selama 3 bulan untuk belajar Dharma dan bermeditasi. Hari Kathina biasanya jatuh pada bulan Oktober. Pada hari Kathina, umat Buddha berkesempatan memberi dana kepada Sangha.

Apa saja yang dapat kita berikan kepada Sangha saat hari Kathina? Kita dapat memberikan jubah, obat-obatan, dan makanan. Dalam memberi, kita harus tulus. Kita harus bersyukur mempunyai kesempatan memberi kepada Sangha pada hari Kathina. Memberi pada hari Kathina adalah perbuatan bajik yang besar. Dengan memberi, kita melatih kemurahan hati kita.
Umat wajib melestarikan ajaran Buddha, seperti memperingati hari penting salah satunya adalah hari Raya Kathina.

Pada masa Vassa, para bhikkhu memantapkan diri untuk menyempurnakan sīla dengan melaksanakan meditasi. Setelah masa Vassa berakhir, umat Buddha memasuki masa Kathina (jatuh pada bulan Oktober-November).

Hari Raya Kathina merupakan waktu yang tepat bagi umat Buddha untuk berdana di ladang yang subur, yaitu para bhikkhu. Hal ini dianggap sebagai perwujudan rasa syukur dan terima kasih atas nasehat, dorongan, dan bimbingan untuk meningkatkan moralitas atau etika dengan memberikan persembahan 4 (empat) kebutuhan pokok berupa: (1) Jubah (civara), (2) Pindapata (makanan), (3) Tempat tinggal (senasana), dan (4) Obat-obatan (bhesajja).

Dalam melaksanakan dana Kathina, umat Buddha harus penuh keyakinan, bahagia pada sebelum, saat, dan setelah memberi dana. Pemberian dana yang dilakukan dengan hal-hal seperti itu, maka akan memperoleh manfaat yang sangat besar (Nidhikanda Sutta, SN.1;8).

Dana merupakan salah satu bentuk praktik pelepasan. Pada dasarnya setiap manusia memiliki sifat serakah, kebencian, dan kegelapan batin. Pelaksanaan praktik dana diharapkan dapat mengikis kemelekatan pada diri seseorang. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan praktik dana adalah barang atau sesuatu yang akan diberikan merupakan hasil dari perbuatan benar.

Manfaat dana yang diberikan oleh umat bagi anggota sangha adalah terpenuhinya empat kebutuhan pokok penyokong hidup. Pemenuhan kebutuhan pokok bertujuan agar para bhikkhu dapat menjalankan kehidupan suci dengan lancar demi terwujudnya pembebasan sejati. Sedangkan bagi perumah tangga, praktik dana merupakan latihan berupa kerelaan untuk memberikan/melepaskan sesuatu kepada orang lain, dalam hal ini adalah para anggota sangha.

Buddha mengatakan bahwa berdana kepada sangha merupakan ladang yang subur dan terbaik, karena memberikan kesempatan bagi seseorang untuk tetap menjalankan hal-hal yang baik dalam kehidupan suci dan akirnya dapat memberikan manfaat berupa keteladanan.

Adanya mutualisme antara sangha dengan perumah tangga, maka sudah sepantasnya hubungan ini harus tetap dijaga dengan baik. Hubungan ini merupakan hubungan saling menghormati sesuai dengan posisinya masing-masing, Kedua pihak memiliki rasa saling asah, asih, dan asuh. Dengan demikian kita semua dapat memperoleh manfaat dari hubungan ini demi meningkatkan kualitas batin dan kelestarian agama Buddha.
(Penulis : Tjia Kong Min, S.E., S. Ag, Kepala Seksi Urusan Agama Buddha)