Mengasihi sampai Akhir [Filipi 1:3-6]

Oleh: Liu Siang Ha, S.Th*
Shalom. Kita akan merenungkan Firman Tuhan tentang Kasih, kita diingatkan, diajarkan tentang kasih. Mengasihi adalah sebagai ajaran utama Tuhan Yesus. Dengan kasih menyenangkan Tuhan. Dengan Kasih beribadah , dengan kasih kita berkorban, dengan kasih bangun komunitas.
Hari ini kita diajarkan untuk mengasihi sampai akhir. Nats kita ini ditujukan kepada jemaat di Filipi. Filipi di daerah Eropa yaitu pada bagian pendalaman Yunani. Filipi terjangkau pelayanan Paulus pada perjalanan Paulus kedua. Setelah Paulus mendapat panggilan pelayanan di Troas dia menyeberang ke Macedonia lalu terus ke Filipi Yunani dan kota lain di Eropa. Paulus terkesan dengan Jemaat Filipi kerena Jemaat Filipi memiliki kualitas iman, sehingga diingatkan Paulus untuk tetap mengasihi, jaga kebenaran, setia pada Tuhan dan berjuang menjaga kebersamaan dan menangkal kesesatan. Filipi adalah Jemaat yang memiliki nilai khusus di mata Paulus. Mengasihi sampai akhir juga menjadi pesan Paulus pada nats kita. Bagaimana bisa mengasihi sampai akhir.
- Kasih itu memberi perhatian (Filipi 1:3- 4)
Rasul Paulus bersyukur atas Jemaat Filipi. Ayat 3 Paulus berkata ia mengingat Jemaat Filipi, ayat 4 Paulus mendoakan dan sukacita.
Untuk bisa mempertahankan kasih sampai akhir harus saling memberi perhatian bersama.
Caranya saling mengingatkan, saling mendoakan saling dan saling menimbulkan sukacita. Bagaimana jika tidak ingat dan saling menimbulkan rasa tidak nyaman. Mari saling memperhatikan.
- Kasih dalam persekutuan berita Injil. (Ayat 5)
Ada banyak komunitas dalam hidup kita. Komunitas arisan, komunitas hobi seperti manci berburu, futsal, nari, badminton. Itu bagus tapi lebih bagus kita bangun persekutuan berita Injil dari perkataan sikap dan keteladanan kita. Banyak orang dalam komunitas justru jadikan komunitas sebagai berita gosip, berita hura-hura, berita hoak dll. Persekutuan kita bukanlah sekadar persekutuan biasa. Kita dipersatukan oleh Allah sendiri untuk suatu tujuan mulia, menyebarkan Kabar Baik-Nya pada dunia. Persahabatan kita di gereja bukan pada hal lain, melainkan berfokus untuk menyebarkan Injil. Apa beban kita yaitu kerja bersama dengan orang- orang di persekutuan untuk pekerjaan Injil. Mari bangun persekutuan dengan untuk kekuatan Injil. Maka persekutuan kita akan awet yang diutamakan adalah Tuhan bukan diri kita.
- Kasih itu meneladani Kristus. (Filipi 1: 6)
Paulus ingin kita teladani Yesus. Yesus memulai pekerjaan baik di antara kita, Dia teruskan sampai akhir. Sampai hari kedatanganNya yg kedua kali. Hampir semua pernikahan diawali dengan kebahagiaan. Masing-masing pihak berkomitmen untuk saling mengasihi sampai maut memisahkan. Namun, kenyataannya banyak pernikahan berakhir dengan perceraian. Untuk saling mengasihi sampai akhir hayat pun dilanggar. Masing-masing hanya dapat mengingat kesalahan pasangannya. Demikian juga dalam persahabatan. Banyak persahabatan yang diawali dengan komitmen untuk saling mengasihi, saling menjaga, saling peduli, sampai ada istilah “Best Friend Forever”. Tapi kita melihat tidak sedikit persahabatan yang hancur karena kasih terbatas, apa yang didapat adalah kekecewaan, rasa iri dan akhirnya saling menjatuhkan. Pertanyaan untuk kita, Mengapa segala sesuatu yang diawali dengan kasih dapat berujung perpecahan? karena mengasihi dengan kasih manusia, bukan dengan kasih Yesus. Tanpa kasih Tuhan , tidak mungkin kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Tanpa meneladani kasih Tuhan kita hanya bisa mengasihi sesama dengan kasih manusia yang mementingkan diri sendiri. Kasih yang egois inilah yang membuat banyak pernikahan penuh dengan konflik, bahkan berujung perceraian. Kasih yang yang terbatas membuat banyak orang saling menjatuhkan. Kasih yang demikian ini jugalah yang membuat banyak pelayan Tuhan saling ingin menang sendiri. Disini kita diajarkan bagaimana memberikan kasih, teladani Yesus, Yesus mengasihi tidak tanggung-tanggung, sampai tuntas, sampai akhir. Tuhan Yesus tidak berhenti di tengah jalan waktu untuk mengasihi. Kita juga harus tuntas mengasihi seperti Yesus. Mengasihi sampai akhir: Saling memperhatikan, ingat, do’akan, – buat sukacita, persekutuan yang Injili, Teladani Yesus.
Doa introspeksi;
Bapa yang baik, terima kasihMu tanpa batas terhadap kami umat kesayangan Mu, penuhi kami dengan kasih-Mu, sehingga kami bisa mengasihi tanpa batas dan mengasihi sampai akhir, Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
*Penulis adalah Penyuluh Agama Kristen Kankemenag Singkawang